BADLA (2019) - REVIEWINSEKUY
News Update
Loading...

BADLA (2019)

Puncak pencapaian Badla adalah ketika remake thriller asal Spanyol berjudul The Invisible Guest (2016) ini berhasil mengajak penonton terlibat aktif menebak jawaban misterinya, meski mudah menebak bahwa semua hal yang muncul sebelum momen akhir sejatinya berbeda dengan apa yang terlihat di permukaan.

Kisahnya dibuka oleh pertemuan Naina Sethi (Taapsee Pannu), pebisnis sukses peraih penghargaan yang dituduh membunuh selingkuhannya, dengan Badal Gupta (Amitabh Bachchan), pengacara ternama yang tak pernah kalah di persidangan. Tujuan pertemuan itu tak lain mencari jalan untuk membuktikan jika Naina tidak bersalah, sebelum seorang saksi memberi kesaksian yang memberatkannya pada polisi.

Naina punya tiga jam sebelum hal itu terjadi. Dia pun harus menceritakan segala kebenaran sampai ke detail terkecil pada Badal. Kondisi Naina sendiri tengah tersudut. Polisi menemukannya di kamar hotel yang terkunci bersama mayat sang kekasih, Arjun (Tony Luke). Tidak ada orang lain, tidak ada jalan keluar, sementara sidik jari Naina menempel di senjata pembunuhan.

Walau banyak bukti memberatkannya, Nania tetep bersikukuh kalau ada seseorang yang menjebaknya. Orang itu menghubungi ia dan Arjun, menyuruh keduanya datang ke hotel sambil membawa sejumlah uang bila tak ingin perselingkuhan mereka dibocorkan. Siapa serta apa motivasi sang pelaku belum jelas, dan Badal mesti menciptakan skenario meyakinkan guna mengupayakan kebebasan sang klien.

Ditulis sendiri oleh sang sutradara, Sujoy Ghosh (Kahaani, Kahaani 2: Durga Rani Singh), naskahnya menerapkan gaya flashback dalam bertutur, untuk melakukan reka ulang terhadap Hari-H pembunuhan, bahkan mundur lebih jauh ke belakang, mengungkap berbagai rahasia kelam yang melibatkan beberapa nama yang dicurigai sebagai pelaku pemerasan sekaligus pembunuhan sebenarnya.

Flashback-nya menghasilkan cakupan luas dalam upaya menyediakan informasi selaku modal investigasi. Meski mengalir tanpa banyak sandungan, tingkat ketegangan separuh pertama Badla tak seberapa, sebab awalanya penonton pun belum tahu pasti harus bagaimana mengolah informasi tersebut. Kita cuma bisa menurut, pasrah mengikuti arus alur maju-mundurnya, yang sesekali berhenti di latar masa kini yang tampil padat sebagai thriller satu lokasi. Amitabh Bachchan tampil apik memerankan pengacara dengan kemampuan deduksi tinggi yang tak jarang bak sosok detektif di cerita misteri-kriminal, sembari sesekali melontarkan celetukan menggelitik penambah warna juga dinamika filmnya.

Tapi perlahan, fase presentasi informasi itu menampakkan fungsinya. Pertama, Badla mampu menghindari penyakit khas film sarat kejutan yang hobi melempar twist sedari pembukaan sehingga cepat kehabisan daya dan membuat penonton kelelahan. Kedua, third act yang merupakan titik dimulainya parade alur berkelok, mendapatkan cukup materi untuk dimainkan. Klimaksnya bergulir menegangkan, cepat, dan padat, bukan saja berkat kepiawaian bertutur Ghosh selaku sutradara, juga dialog-dialog apik dari naskah, yang melahirkan deretan banter menarik kedua tokoh utama.

Kejutan terbesar di akhir sebenarnya gampang ditebak (apalagi jika anda telah menonton film aslinya). Saya yakin, setidaknya di satu titik, banyak penonton sempat mengasumsikan opsi serupa. Tapi babak akhir yang hadir berlapis membuat saya melupakan—baik sengaja atau tidak—posibilitas tersebut, tatkala filmnya konsisten menyampaikan satu demi satu elemen baru yang secara tidak langsung membantah asumsi itu. Apabila anda pecinta thriller kaya twist, Badla jelas sebuah tontonan wajib.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
Welcome To Blog Review, Enjoy.
Done